Senin, 19 Desember 2011

Politik?!


Ini humor, tak ada maksud dibelakangnya. Jika ada beberapa pihak yang terseindir berarti anda merasakannya (bisa pelaku, korban, dan saksi kejadian), segeralah kembali kejalan yang benar!.

Apa itu “Politik”
Adalah hidup keluarga yang lumayan kaya di salah satu daerah (bisa desa, bisa kota). Keluarga ini memiliki fasilitas lengkap di rumahnya, ada ayah, ada ibu, ada anak (ada 2), ada saudara, dan  tentunya ada pembantu, dan bahkan masih ada nenek dan kakek.

Seiring berjalannya kehidupan sehari-hari, anaknya yang pertama sudah memasuki SD kelas 1, dan yang satunya lagi masih berumur 2 tahun. Setelah pulang sekolah, si anak langsung membaca salah satu buku pelajaran dan sambil menonton. Tiba-tiba ada breaking news, berbicara mengenai kericuhan politik yang ada di Indonesia. Saat itu dia langsung berhenti belajar, dan mencari-cari ayahnya (bukan suatu kebetulan ayahnya seorang dosen FISIP di salah satu universitas terkenal di Indonesia).

Tidak berapa lama kemudian, dia bertemu dengan ayahnya, dan ayahnya sedang mengerjakan sesuatu yang sangat penting. Tidak berlama-lama si anak itu  langsung bertanya kepada ayahnya: "Ayah,apa sih politik itu?", soalnya di tv lagi ribut dengan politik.

Ayah tidak punya banyak waktu menjawab dengan membuat analag sederhana: "Kamu bisa lihat  dalam keluarga kita. Saya  ayahmu  memiliki wewenang yang tinggi, semua uang keluar dari saya, sehingga bisa disebut pemasok atau sering dikenal investor. Ibumu menerima sebagian besar uang  ayah, sehingga sebut saja ibu sebagai pemerintah. Nenek dan Kakek itu sebagi saksi suatu transaksi, atau kejadian, sebab dia sudah lebih dahulu ada dibandingkan kita. Lalu pembantu  kita, sebut saja dengan orang-orang  yang bekerja di suatu lembaga atau tingkatannya di kelas pekerja. Kamu sendiri dan adik kamu sebagai anak kita  anggap saja sebagai rakyat biasa yang memiliki mata pencaharian beraneka ragam. Dari rangkaian penjelasan itu, ayah harap  kamu sudah mengerti apa itu politik yang sedang di bahas di tv2 tadi.

Namun anaknya menjawab: "Saya semakin bingung yah." Ayahnya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan hal itu, lalu ayahnya berkata: "Coba kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari kita dan sesuaikan  baik-baik dengan analogi tadi! Nanti malam atau besok ayah akan tanya lagi apakah kamu sudah mengerti tentang politik yang kacau itu."

Malampun tiba, tapi si ayah tidak kelihatan entah dimana keberadaannya, dan akhirnya si anak tidur. Di tengah malam  itu, sang anak terbangun karena adiknya yang masih kecil menangis. Si anak tidak tahu harus berbuat apa, lalu  segera keluar untuk mencari bantuan  bagi adiknya. Dia berusaha membangunkan  ibunya, tapi ibunya tertidur lelap tanpa bisa dibangunkan meskipun si kecil menangis dengan teriakan yang begitu keras.

Si anak menemui kamar nenek dan kakeknya, tapi terkunci keras, karena mungkin tidak mau diganggu. Lalu dia mencoba pergi ke kamar pembantu, namun dia melihat si pembantu sedang asik berhubungan seks dengan ayahnya, karena takut ketahuan dan dimarahi oleh ayah, akhirnya si anak pergi keluar dari kamar pembantu dan kembali tidur, sedang si adik masih tetap menangis.

Tiba dikeesokannya, ketika itu tanpa banyak menghabiskan waktu, ia langsung menemui  ayahnya, si anak berkata: "Ayah, saya sudah tahu apa artinya politik!". Sang ayah sangat gembira karena analoginya itu memang  mudah sebenarnya dicerna anak-anak, dan ayah berkata: "Tak salah saya punya anak seperti kamu, pintar seperti ayahnya. Coba jelaskan dengan kata-katamu sendiri. Tapi anggap saja seakan-akan ayah tidak tahu apa arti politik sebenarnya yah nak!".

Si anak langsung dengan senang hati menjelaskannya, "Begini, politik itu tidak bisa dipisahkan dengan sgala hal di bumi ini, baik di tv, di sekolah, dipemerintah, atau bahkan di rumah kita. Jadi politik adalah ketika para pemasok atau Investor  memperkosa hak dari buruh dan bahkan meniduri kelas  Pekerja, sedangkan Pemerintah tidak acuh terhadap situasi yang sedang terjadi dan bahkan tertidur lelap, para saksi tutup mulut karena sudah tidak punya daya dan ingin menikmati sisa hidupnya.Padahal kondisi  Rakyat segmenting apapun diabaikan dan masa depan berada dalam kondisi yang menyedihkan." jawab si anak dengan polosnya.

Tamat

Semoga teman2 mengerti dengan hal itu, dan semoga teman2 tidak menjadi antipati terhadap politik, justru kitalah yang akan mengubahnya. Jadikan humor ini sebagai renungan sebelum tidur. Hehe :P (versi M*TSAB gaol, inspirated : RP ‘realita politik’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar