Selasa, 20 Desember 2011

Ketika Natal Telah Tiba

Aku  berharap  pada  bintang
Dan  mencoba  untuk  percayaMeskipun  dia jauh
Dia akan  menemui saya  di Malam  Natal

Saya rasa bahwa Santa itu  sibukSehingga  dia  tidak  pernah  datang  padaku
Aku  memikirkan  dia
Ketika  Natal  telah  tiba

Waktu  terbaik  ditahun  ini
Ketika  semua  orang  pulang kampung
Dan semuanya  dihibur oleh Natal
Ini  sulit untuk  yang  sendirian

Memasang  pohon  Natal
Dengan  teman-teman  yang  ada di sekitar
Ini sangat menyenangkan
Ketika Natal telah tiba

Hadiah untuk anak-anak
Berbalut merah dan hijau
Semua  hal  yang  pernah  saya  dengar
Tetapi  tidak  pernah  benar-benar  melihatnya
Tak  seorang pun  akan  tidur  di  malam  Natal
Berharap  Santa  dalam  perjalanan

Ketika Santa menggiring lonceng
Aku  mendengar  dan  melihat  sekitarku
Para  malaikat pemberita bernyanyi
Saya  tidak  pernah  mendengar  suara itu

Dan  semua anak-anak  berrmimpiSemua  yang  hilang  akan ditemukan
Itu saja yang saya inginkan ketika Natal telah tiba

Ini tahun ke empat aku tidak pulang
Selalu merayakan Natal Sendiri
Padahal ini bukan Kampungku
Sedih ketika jauh dari mereka
Tapi aku yakin, Natal bisa menghiburku

Memang Santa hanya untuk anak-anak
Sesuatu yang mustahil keadaanya
Tapi salahkah aku berharap?
Ketika Santa benar-benar datang
Semua yang ku mimpikan terkabulkan

Tuhan, aku percaya padaMu
Engkau tau bagaimana aku mengasihiMu
Engkau tau bagaimana aku membenciMu
Dan Engkau tau bagaimana aku pernah melupakanMu

Tapi aku percaya, Tuhan memang Tuhan
Tidak melihat semua itu, tapi karena kelimpahan AnugrahMu
BerkatMu yang luar biasa, hingga kini kurasakan
Hingga Natal tahun inipun telah tiba
Trimakasih Bapa, terimakasih Yesus

Inspirated by : PE


Happy Merry Christmas
Versi M*TSAB
9401
(*Salam rindu buat mama, papa, dan keluarga di Riau, kabupaten Siak)

Senin, 19 Desember 2011

Politik?!


Ini humor, tak ada maksud dibelakangnya. Jika ada beberapa pihak yang terseindir berarti anda merasakannya (bisa pelaku, korban, dan saksi kejadian), segeralah kembali kejalan yang benar!.

Apa itu “Politik”
Adalah hidup keluarga yang lumayan kaya di salah satu daerah (bisa desa, bisa kota). Keluarga ini memiliki fasilitas lengkap di rumahnya, ada ayah, ada ibu, ada anak (ada 2), ada saudara, dan  tentunya ada pembantu, dan bahkan masih ada nenek dan kakek.

Seiring berjalannya kehidupan sehari-hari, anaknya yang pertama sudah memasuki SD kelas 1, dan yang satunya lagi masih berumur 2 tahun. Setelah pulang sekolah, si anak langsung membaca salah satu buku pelajaran dan sambil menonton. Tiba-tiba ada breaking news, berbicara mengenai kericuhan politik yang ada di Indonesia. Saat itu dia langsung berhenti belajar, dan mencari-cari ayahnya (bukan suatu kebetulan ayahnya seorang dosen FISIP di salah satu universitas terkenal di Indonesia).

Tidak berapa lama kemudian, dia bertemu dengan ayahnya, dan ayahnya sedang mengerjakan sesuatu yang sangat penting. Tidak berlama-lama si anak itu  langsung bertanya kepada ayahnya: "Ayah,apa sih politik itu?", soalnya di tv lagi ribut dengan politik.

Ayah tidak punya banyak waktu menjawab dengan membuat analag sederhana: "Kamu bisa lihat  dalam keluarga kita. Saya  ayahmu  memiliki wewenang yang tinggi, semua uang keluar dari saya, sehingga bisa disebut pemasok atau sering dikenal investor. Ibumu menerima sebagian besar uang  ayah, sehingga sebut saja ibu sebagai pemerintah. Nenek dan Kakek itu sebagi saksi suatu transaksi, atau kejadian, sebab dia sudah lebih dahulu ada dibandingkan kita. Lalu pembantu  kita, sebut saja dengan orang-orang  yang bekerja di suatu lembaga atau tingkatannya di kelas pekerja. Kamu sendiri dan adik kamu sebagai anak kita  anggap saja sebagai rakyat biasa yang memiliki mata pencaharian beraneka ragam. Dari rangkaian penjelasan itu, ayah harap  kamu sudah mengerti apa itu politik yang sedang di bahas di tv2 tadi.

Namun anaknya menjawab: "Saya semakin bingung yah." Ayahnya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan hal itu, lalu ayahnya berkata: "Coba kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari kita dan sesuaikan  baik-baik dengan analogi tadi! Nanti malam atau besok ayah akan tanya lagi apakah kamu sudah mengerti tentang politik yang kacau itu."

Malampun tiba, tapi si ayah tidak kelihatan entah dimana keberadaannya, dan akhirnya si anak tidur. Di tengah malam  itu, sang anak terbangun karena adiknya yang masih kecil menangis. Si anak tidak tahu harus berbuat apa, lalu  segera keluar untuk mencari bantuan  bagi adiknya. Dia berusaha membangunkan  ibunya, tapi ibunya tertidur lelap tanpa bisa dibangunkan meskipun si kecil menangis dengan teriakan yang begitu keras.

Si anak menemui kamar nenek dan kakeknya, tapi terkunci keras, karena mungkin tidak mau diganggu. Lalu dia mencoba pergi ke kamar pembantu, namun dia melihat si pembantu sedang asik berhubungan seks dengan ayahnya, karena takut ketahuan dan dimarahi oleh ayah, akhirnya si anak pergi keluar dari kamar pembantu dan kembali tidur, sedang si adik masih tetap menangis.

Tiba dikeesokannya, ketika itu tanpa banyak menghabiskan waktu, ia langsung menemui  ayahnya, si anak berkata: "Ayah, saya sudah tahu apa artinya politik!". Sang ayah sangat gembira karena analoginya itu memang  mudah sebenarnya dicerna anak-anak, dan ayah berkata: "Tak salah saya punya anak seperti kamu, pintar seperti ayahnya. Coba jelaskan dengan kata-katamu sendiri. Tapi anggap saja seakan-akan ayah tidak tahu apa arti politik sebenarnya yah nak!".

Si anak langsung dengan senang hati menjelaskannya, "Begini, politik itu tidak bisa dipisahkan dengan sgala hal di bumi ini, baik di tv, di sekolah, dipemerintah, atau bahkan di rumah kita. Jadi politik adalah ketika para pemasok atau Investor  memperkosa hak dari buruh dan bahkan meniduri kelas  Pekerja, sedangkan Pemerintah tidak acuh terhadap situasi yang sedang terjadi dan bahkan tertidur lelap, para saksi tutup mulut karena sudah tidak punya daya dan ingin menikmati sisa hidupnya.Padahal kondisi  Rakyat segmenting apapun diabaikan dan masa depan berada dalam kondisi yang menyedihkan." jawab si anak dengan polosnya.

Tamat

Semoga teman2 mengerti dengan hal itu, dan semoga teman2 tidak menjadi antipati terhadap politik, justru kitalah yang akan mengubahnya. Jadikan humor ini sebagai renungan sebelum tidur. Hehe :P (versi M*TSAB gaol, inspirated : RP ‘realita politik’)

Minggu, 18 Desember 2011

NEGARA ADA DI TANGAN PEMUDANYA

Perkenalan
Halo teman-teman, hal ini saya tulis dari salah satu pengalaman kegiatan yang saya ikuti. Adapun nama kegiatannya adalah PARLEMEN REMAJA 2011 TINGKAT MAHASISWA, dengan tema Rekonstruksi Parlemen Melalui Generasi Muda. Kegiatan ini diselanggarakan pada tanggal 2-6 Desember 2011 oleh  Sekretariat Jendral Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan bekerja sama dengan rektorat Universitas Indonesia (UI). Kegiatan ini merupakan salah satu butir kesepakatan yang ditetapkan oleh Inter Parliamentary Union (IPU), dan saat ini DPR- RI merupakan salah satu anggotanya turut serta menekankan bahwa pentingnya pemberdayaan pemuda dalam pendidikan politik demi tercapainya suatu proses demokrasi. 

Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu memberikan pemahaman tentang politik dan demokrasi kepada mahasiswa, mengenalkan kepada mahasiswa tentang tugas dan peran DPR dalam perwujudan demokrasi di Indonesia. Selain itu juga supaya terlahirlah generasi-generasi penerus bangsa yang lebih matang untuk duduk di parlemen. Hal ini ditekankan supaya adanya kerja sama antara parlemen dengan pemudanya untuk menanggapi masalah yang ada di Indonesia. Tidak lain supaya pemudanya dapat mempersiapkan solusi untuk kedepannya demi kejayaan Negara republic Indonesia dan kesejahteraan rakyat.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, diadakannyalah penyeleksian terhadap mahasiswa di Universitas-universitas yang ada di Indonesia dan dijadikan sebagai peserta kegiatan tersebut. Dalam kegiatan ini turut 21 Universitas dan 125 peserta yang lulus seleksi dari perwakilan masing-masing universitas. Adapun wilayah yang terkait diatantaranya Sumatra, Jawa dan Bali, dan kedepannya akan diadakan untuk seluruh universitas yang ada di Indonesia dan dari seluruh penjuru kampus-kampus di tanah air ini.

Adapun jumlah peserta dari Universitas yang tertulis adalah 18 peserta dari Universitas Indonesia, 15 dari Universitas Gajah Mada, 12 dari UNS, 12 dari UIN Jakarta, 14 dari UN Jember, 6 dari UNTIRTA, 5 dari UNJ, 6 dari Unpad, 7 dari UNAIR, 5 dari UNY, 2 dari UNSOED, 9 dari UNDIP, 3 dari IPB, 2 dari UNAND, 1 dari Univ. Brawijaya, 2 dari USU, 1 dari Udayana, 1 dari Univ. Jambi, 1 dari Univ. Lampung, 1 dari UPI, dan 1 dari ITB. Yang berlatar belakang keilmuan FISIP, FH, Fakultas Teknik, Kedokteran, FE, FMIPA, dan Sains.

 Pembukaan dan Dua Sesi Kegiatan
Dalam Pidato Ketua DPR RI, Marzuki Ali, mengatakan, bahwa negara akan berlangsung jika terjadi keberlangsungan generasi yakni generasi muda yang punya semangat juang tinggi. Ada beberapa hal yang menjadi indikator dalam keberlangsungan Negara kita diantaranya kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan kesetiaan pada negara. Berdasarkan hal itu, sangat diharapkan pemudanya Negara ini turut memberikan solusi atas permasalahan yang ada di Indonesia saat ini.

Untuk mencerdaskan masyarakat terhadap sistem kerja DPR RI (parlemen) dan meningkatkan partisipasi serta kepedulian pemuda untuk negara Indonesia pada umumnya dan khususnya  lembaga legislatif, maka diadakanlah kegiatan ini. Adapun bentuk kegiatannya dibagi menjadi  2 rincian, yaitu Sesi Orientasi yang dilaksanakan pada tanggal 2-4 Desember 2011 bertempat di Wisma DPR-RI, Kopo, Bogor. Selanjutnya sesi Simulasi yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2011 bertempat di Gedung DPR-RI.

Terkait sesi Orientasi, mahasiswa yang mengikuti diberikan materi tentang Tugas, Fungsi, Wewenang dan Rencana Strategis DPR-RI. Selanjutnya tentang Mekanisme persidangan, pengambilan keputusan, dan proses pembuatan perundang-undangan. Masing-masing materi disampaikan oleh Setjen DPR RI, Dra. Nining Indra Saleh, M.Si, Achmad Djuned, SH, MH sebagai deputi bidang persidangan dan KSAP.

Pengembangan dari sesi pertama dalam sesi Orientasi, yaitu terkait Fungsi (legislasi, pengawasan, dan anggaran) Parlemen, maka diberikanlah wawasan tentang ketiga fungsi tersebut berupa materi dan Tanya jawab yang dijadikan sebagai materi Sesi Simulasi. Materi legislasi yang disampaikan oleh Ir. Muhammad Najib M.Sc sebagai anggota Komisi I yakni tentang RUU Intelijen Negara. Materi Pengawasan oleh Ganjar Pranowo sebagai Wakil Ketua Komisi II, dan Andi Rahmat, SE sebagai anggota Komisi XI menyampaikan tentang Mekanisme dan Proses Pembahasan Anggaran.

Selanjutnya Sesi Simulasi, peserta parlemen remaja diumpakan sebagai miniatur alat kelengkapan DPR-RI bagi pelajar tingkat mahasiswa. Di sini, peserta simulasi diberi peran dan tugas merepresentasikan anggota dewan yang menjalankan tugas konstitusional mereka berupa fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yang kemudian akan menghasilkan sebuah kebijakan. Kegiatan ini bisa meningkatkan ketrampilan negosiasi peserta dan memperluas pandangan serta pengetahuan  mengenai DPR-RI.

Harapan Untuk Pemuda Indonesia dan Politik Kedepannya
Dengan melihat realita bangsa dan kondisi di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya mahasiswa Indonesia, isu mengenai DPR-RI dan politik sering sekali diasosiasikan sebagai hal yang buruk. Pengetahuan dan informasi tentang DPR-RI pun masih terbatas di kalangan mahasiswa melalui “bias” pemberitaan media, yaitu: DPR-RI sebagai tempat berkumpulnya para koruptor, kehidupan mewah anggota dewan, dan hanya bisa  menghabiskan anggaran untuk kepentingan pribadi.

Selain itu, kurangnya komunikasi yang dijalin antara DPR-RI dan masyarakat juga mahasiswa membuat jarak diantara kedua pihak. Ketiadaan program yang langsung menjembatani aspirasi pemudanya, mahasiswa, mengenai bagaimana seharusnya format parlemen yang ideal di Indonesia menjadikan tingkat partisipasi mahasiswa terhadap aktivitas politik maupun parlemen sangat rendah.

Mengingat kembali pidato Marzuki Ali, selaku ketua DPR-RI, yang menyampaikan kata sambutannya ketika membuka secara resmi sesi simulasi sidang parlemen remaja tingkat mahasiswa 2011 di Gedung Nusantara. “Segala anggapan negatif yang terjadi di DPR RI berasal dari sistem rekruitmen yang kumuh dan bodoh di setiap partai politik di Indonesia,” ujarnya. Menurutnya, permasalahan yang terjadi di Negara kita pada umumnya dan khususnya di DPR-RI jangan dilihat dari sisi akibat saja, juga harus mempertimbangkan penyebabnya. Pemilu yang berjalan secara luberjurdil merupakan indikator demokrasi.

Tetapi, pemilu di Negara kita masih abu-abu. Hal ini terlihat ketika terjadi proses sebelum pemilihan atau yang sering disebut kampanye, kampanye tersebut terlalu memakan biaya mahal  sehingga orang yang berkoar di dalamnya berpikir bagaimana cara  mengembalikan uang yang telah dikeluarkannya. Karena tidak ada di Bumi ini khususnya Indonesia yang mau memberikan atau menghabiskan uang dengan percuma tanpa harapan kembali lagi. Maka dari itu, “korupsi pun menjadi salah satu jalan bagi sebagian orang yang telah menduduki jabatan-jabatan publik” terangnya.

“Oleh karena itu, selayaknya dan secepatnyalah Negara kita membuka isu tentang bagaimana proses recruitmen yang dilakukan partai-partai di Indonesia. Namun untuk proses keadilan hal itu juga harus dilakukan bagi ormas-ormas yang ada di Indonesia. Selain proses recruitmen, masyarakat juga harus tahu bagaimana cara partai dan ormas untuk mendapatkan dana kegiatan tersebut. Hal ini akan sedikit membantu dalam proses demokrasi yang ideal,”sebutnya lagi.

Sehingga tercetuslah satu bagian kecil untuk menanggapi hal tersebut dan terbentuklah kegiatan ini. Pada dasarnya kegiatan ini penting karena mampu meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemecahan permasalahan yang terjadi di negeri ini. Mahasiswa menjadi tahu bagaimana caranya menyalurkan aspirasi kepada anggota dewan yang merupakan suara rakyat. Selama ini, demonstrasi masih menjadi pilihan utama mahasiswa dalam menyalurkan aspirasinya kepada wakil rakyat. Memang, demonstrasi menjadi sebuah langkah dalam negara demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan  berpendapat. Namun, melalui parlemen remaja tingkat mahasiswa 2011, dialog pun menjadi pilihan alternatif untuk menyuarakan aspirasi tersebut daripada hanya sekedar melakukan aksi demonstrasi ke gedung dewan seperti yang selama ini lazim dilakukan oleh mahasiswa, dan belum tentu juga di dengar oleh para wakil rakyat.

Dengan adanya kegiatan ini, dan banyaknya tanggapan positif dari peserta yang mengikuti kegiatan ini. Maka diharapkan pemuda Indonesia, dan sekolah-sekolah terutama kampus-kampus yang dindonesia diharapkan bisa bekerjasama untuk membangun Negara Indonesia yang demokratis. “Politik itu proses pemilihan yang menyangkut pengambilan keputusan yang berpengaruh luas pada publik. Dimensi politik pun tidak hanya berkutat pada siapa yang menjalankan kekuasaan, namun bagaimana menjalankan proses tersebut untuk menciptakan perubahan yang positif di dalam masyarakat. Politik pun kamudian disandingkan dengan dimensi lain dalam kehidupan, seperti: ekonomi, budaya, hukum, kesehatan, pendidikan, dll. Pilihan untuk menjauhi proses politik dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang mustahil. Namun, jika ditanya apakah masih banyak yang harus diperbaiki dari kondisi politik di Indonesia? Tentu jawabannya ya. Bukan kah Aristoteles pernah berpesan bahwa manusia adalah zoon politicon (manusia adalah makhluk sosial). Peran serta pemuda sebagai pemegang tongkat estafet bangsa pun menjadi penting dalam usaha memperbaiki sistem politik di Indonesia demi keberlangsungan bangsa ini. Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?,”ujar salah satu peserta, Faisal Harahap.

Terakhir dari saya, selaku salah satu yang menjadi peserta kegiatan ini mengajak teman-teman pemuda untuk bisa berpikir lebih luas tentang masalah apa sebenarnya yang terjadi di Negara kita ini dan apa penyebabnya. Selayaknya mahasiswa yang disebut sebagai kaum ideologis dan penganut kritis maksimum, saya sarankan kita juga turut membantu Negara ini untuk keluar dari permasalahan yang sesungguhnya. Mari kita buktikan kalau kita Setia untuk Bumi Pertiwi.

Dengan mengutip sebagian lirik lagu tradisional, Dang marbikkas anggo soadong Alana, dan kata pepatah “tak da gading yang tak retak”, maka berakhirlah tulisan ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada pembaca. Apabila ada kekurangan dan kesalahan, kritik dan saran saya harapkan untuk penulisan yang lebih baik kedepannya.
Photo Group Peserta Parlemen Remaja Tingkat Mahasiswa 2011

Rico Ricardo Lumban Gaol
12808037
Meteorologi ITB
HMME "ATMOSPHAIRA" ITB

Kamis, 15 Desember 2011

Sayang, dia pergi...

OPINI PEMUDA

Dia orang hebat, dia aktivis, siapa sih yang ga “kenal” dia sekarang ini. Dia rela mengorbankan segalanya untuk negara ini (red : berita, baik media cetak maupun media elektronik). Dia tidak peduli dengan sesuatu di depannya yang akan menimpanya. Banyak berita yang mengatakan kalau dia MUNGKIN, dia MUNGKIN, dia MUNGKIN, siapa lagi laki-laki yang berani membakar dirinya di jaman sekarang kalau bukan Sondang Hutagalung.

Sondang merupakan anak yang berbudi pekerti, pintar, dan pejuang dari kampus Universitas Bung Karno (UBK). Banyak cerita yang sudah dirintisnya, banyak kenangan yang sudah dibaginya buat negara ini (red : surat kabar). Dan semua itu dia lakukan untuk perubahan di negri ini. Pun juga hal konyol yang baru saja terjadi di depan Istana Merdeka pada 7 Desember 2011, dan akhirnya meninggal dunia pada hari Sabtu, 10 Desember 2011 pukul 17.45 WIB dan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa pada Minggu (11/12) siang (antaranews.com).

Sebagai PEMUDA NEGARA ini, yang memang masih ‘MUNGKIN’-lah kata-kata yang beredar di media cetak atas kepergiannya. Belum ada hal yang pasti melatarbelakangi dia melakukan hal ini, termasuk keluarganya. Tapi aku, sebagai penulis, mengajak pembaca untuk berpikir positif. Kita ganti kata mungkin dengan kata pasti!. Sehingga dia kita sebut sebagai “pahlawan masa kini”, karena dia berkorban untuk perubahan atas bobroknya negri pertiwi ini, dan tidak menutup kemungkinan juga kita untuk berpikir negatif (dalam hal ini, saya ingin kita mengambil hikmahnya).

Saya mengajak pembaca untuk mencermati kejadian ini. Jangan apatis kawan-kawan, sudah waktunya kita jalan bersama. Jangan biarkan kegelapan itu menang, jangan biarkan kegelapan itu merenggut satu persatu pejuang kita. Saya yakin, ketika kita berpikiran bahwa yang menginginkan perubahan itu cuma kita sendiri dan golongan kita, hal ini akan berulang kembali. Dan terjadilah hal yang sia-sia bagi diri kita sendiri. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Jangan biarkan slogan tinggal slogan.

#AdaJalan
Teman-teman, saudara-saudara sekalian. Saya bukan tidak menghargai kejadian itu. Tapi saya cuma MENYARANKAN teman-teman sekalian, cukuplah dia yang melakukan perubahan ini dengan cara seperti itu. Semoga para Pemuda lainnya punya cara lain. Saya yakin dia akan sangat sedih KETIKA KITA MEMBENARKAN CARA DIA. Sesungguhnya peran serta dan kesatuan kita untuk berpikir dan bertindak supaya adanya perubahan di negri ini yang diinginkan oleh beliau. sekali lagi saya ingatkan BUKAN CARANYA yang kita benarkan, tapi SEMANGAT JUANGNYA.

Sayang, dia pergi terlalu cepat, terlalu muda, terlalu diam tanpa pesan. Sehingga hanya tebakan dan terkaan bagi kita. Andai dia masih ada, mungkin dialah yang akan membawa perubahan di negri ini kelak. Tapi semuanya sudah terjadi, sekarang tanggung jawab itu diberikannya buat kita sebagai pemuda negri ini.
Teman-teman, bawalah SEMANGAT juangnya. Negara ini ada Di tangan kita semua teman-teman, ditangan PEMUDANYA.

Hidup Pemuda- Pemudi Indonesia

Mengenang

Hi,



Setelah setahun berlalu blog ini kutinggalkan, dan akhirnya aku putuskan untuk kembali lagi. Semoga dengan yang kutulis di blog ini tidak bermakna ganda atau ambigu. Supaya visi untuk membuat blog ini tidak melenceng, yaitu ingin berbagi. Tentunya tidak baik kalau yang kubagikan itu sukar dimengerti.


Sekian pendahuluanku untuk kembali lagi ke blog ini, diharapkan kritik dan saran setiap tulisanku. trim's
gaol