Ibarat rantai besi, tidak serta merta rantai yang kita lihat sudah seperti itu bentuknya sedari awal. Yang kita lihat merupakan rantai yang ditempa melalui proses demi proses.
Adalah sebuah proses melalui penambangan terlebih dahulu. Kemudian
biji besi yang dihasilkan dibakar pada suhu yang tinggi dan bahkan sangat
tinggi. Di dalam tabung pembakaran mengalami proses pembersihan atau penguraian
kotoran yang ada. Setelah itu dihasilkanlah yang disebut kepingan besi.
Belum berakhir sampai di situ saja. Untuk menjadi rantai
maka kepingan besi harus melalui proses pembakaran lagi. Selanjutnya diberikan
tekanan dan pukulan. Dan pada akhirnya dibentuk dengan terus melakukan proses
demi proses. Hal inilah yang disebut proses menempa.
Pun kehidupan setiap orang dapat diumpamakan seperti itu. Segala
sesuatu yang dialami manusia ialah proses penempaan menuju pribadi yang kuat
dan tentunya untuk bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Setidaknya sadar
bahwa bumi tidak hanya dihuni oleh makhluk yang bernama manusia. Bukankah masih
ada pepohonan dan tumbuhan lainnya? Masih ada bebatuan, tanah, hewan, dan masih
banyak lagi yang ada di bumi ini termasuk air.
Melalui pengalaman setiap manusia, yang aku rasakan, sedang
ditempa menjadi manusia yang seharusnya manusia, manausia bukan sekedar hidup
lalu mengabaikan yang lainnya. Manusia bukan hewan yang tidak menggunakan
empatinya. Sedang hewan tidak sehina itu, karena hewan masih peduli dengan
kawanan dan keluarganya. Aku menjadi berpikir ulang untuk melakukan atau
membuang sampah sembarangan. Berpikir lebih keras ketika makanan yang
dihadapanku tidak kuhabiskan. Berpikir panjang saat aku tidak menghargai orang
yang sedang berbicara. Mencoba lebih menghargai lingkungan sekitar dengan tidak
mencemarkannya.
Aku sendiri sedang berusaha menghargai apa yang kumiliki,
bukan mencari apa yang belum kumiliki. Aku tahu kebutuhanku, dan aku sadar yang
kulakukan. Oleh karena itu aku selalu berusaha tampil dengan apa yang kumiliki
dan mengucap terima kasih ternyata aku masih diberikan sesuatu untuk kumiliki. Tampil
setelah melakukan atau dari hasil refleksi diri dan dengan tujuan berbagi bukan
pamer. Fokus pada bagian memberi sebanyak-banyaknya, bermanfaat, bukan hanya memikirkan
apa untungnya bagiku. Namun, aku tak pernah berpikir untuk berbagi setelah memiliki
A, Punya B, atau C terlebih dahulu. Selalu berjuang untuk hidup. Kupahami
aku bertahan hidup bukan karena takut akan mati atau kematian. Tetapi karena
keduanya merupakan satu bagian utuh.
Terima kasih untuk setiap pengalaman yang ada dan akan ada.