Hari itu, saat aku dan teman-teman satu tim pengabdian
masyarakat di Kalimantan Utara sedang bermain ke Derawan, aku ter-tohok oleh
pesan salah satu penduduk ketika kami bertanya oleh-oleh apa yang khas dari
Derawan.
“Oh... Iya ada di seberang sana,” kata penduduk itu sembari
menunjuk ke arah tempat-tempat belanja oleh-oleh.
“Tapi pesan saya, yah boleh diambil boleh juga tidak, semoga
adik-adik untuk tidak membeli oleh-oleh yang bahan bakunya dari kulit penyu.
Mengapa? Karena dengan adik-adik membeli pernak-pernik yang bahan dasarnya dari
kulit penyu artinya adik-adik telah mendukung perburuan atas penyu,” cerita
penduduk itu.
“Bukan hanya itu. Dulu di pulau ini ada penakaran penyu.
Namun, ada salah satu LSM menyadarkan masyarakat bahwa ternyata dengan adanya
penakaran artinya kita telah membatasi ruang gerak penyu. Kita merusak
perkembangbiakan penyu secara alami. Penakaran mungkin hanya seluas puluhan
meter yang jika dibandingkan dengan hamparan laut yang luas, itu tidak sampai
0,1%. Bayangin kalau ruang gerak kita dibatasi, apakah kita mau?” tambah
penduduk itu.
Setelah sampai di tempat perbelanjaan, aku melihat dan
mengamati apa saja yang ada di pasar oleh-oleh itu ternyata benar tidak akan
dihidangkan seperti barang lainnya. Jika ingin mendapatkannya, pembeli harus
bertanya terlebih dahulu kepada penjual. Dengan syarat jika di warung penjual
tidak ada sertifikat penanda bebas dari barang-barang yang bahan dasar
pembentuknya kulit penyu.
Sangat disayangkan dan memang sudah umum di Negara ini untuk
mengabaikan kebaikan. Meskipun sudah tahu bahwa ada hal yang tidak baik dan
tidak seharusnya dilakukan tetap saja akan ada yang mengabaikannya demi
keuntungan pribadi atau golongan. Hal itu terlihat dari banyak sudut pandang
dan tindakan salah satunya pedagang pernak-pernik berbahan dasar kulit penyu.
Aku melihat masih ada beberapa warung yang dengan diam-diam
menjual. Aku yakin mereka tahu yang baik dan yang tidak. Buktinya mereka
menjual barang langkah itu dengan sembunyi-sembunyi. Jika nurani mereka berkata
bahwa yang mereka lakukan bukanlah hal yang salah, manalah mungkin mereka
berjualan dengan rasa malu dan takut, bersembunyi.
Pada akhirnya memang tak selamanya kebaikan itu akan dapat
dilakukan meski dapat diterima. Benar-benar butuh perbaikan mental. Berharap bahwa
kebaikan-kebaikan kecil tidak diabaikan. Berharap bahwa uang bukanlah
satu-satunya jalan keluar untuk hidup. Berharap bisa hidup bersama dengan
makhluk lain tanpa harus saling menindas sebagai wujud sesama ciptaan yang juga
memiliki hak untuk hidup sejahtera. Aku percaya masih banyak jalan lain untuk
isa mempertahankan tubuh agar tetap bugar. Aku pun setuju agar perburuan penyu
di Indonesia dapat dihentikan khususnya di Derawan.