Senin, 26 November 2012

Teman Hidup



Tuhan tidak akan membiarkan dogma menghancurkan kaumnya. Ada yang tau mengapa demikian? Semoga banyak yang tau. Hal ini kutuliskan sebagai “percobaan” apakah dogma itu bisa diolah oleh penerimanya atau hanya diterima mentah-mentah. Jika bisa diolah, artinya ada baiknya dogma ini berlangsung, tapi jika tidak, sebaiknya dogma ini dihilangkan. (baca Matius 6)

Adapun yang dimaksud penulis ialah bukan menghapuskan “dogma” sebagai  metoda tetapi  menghapuskan salah satu metoda dalam dogma yang sudah tidak diyakini kebenarannya. Tak lain ialah mengenai Teman Hidup. Teman-teman mungkin sudah pernah dengar bahwa Jodoh itu di tangan Tuhan. Sehingga jika kita ingin “menggarap” seseorang menjadi teman hidup, kita harus berdoa kepadaNya dan mempertanyakan apakah dialah yang Tuhan jodohkan untuk kita, lalu kita berdoa dan menghabiskan waktu sampai ketemu jawabannya. Hal inilah yang telah dijadikan dogma, apakah hal ini bisa dikatakan sebagai dogma? Kita temukan jawabannya.

Hal itu akan mengundang perpecahan diantara kita, tapi memang kebenaran tidak selamanya diterima, baik mereka yang belum mengenal kebenaran maupun yang sudah menerimanya. Sebelum jauh, baiknya kita definisikan dahulu, apakah itu yang dimaksud dengan teman hidup. Teman hidup ialah apa yang tertulis di Kejadian 24, Kejadian 2, serta 2 Korintus 6. Sederhananya ialah kita harus menemukan pasangan yang sesuai dengan kehendak Allah, ialah yang bersama-sama membangun iman kita kepada Tuhan.

Teman hidup artinya seseorang yang kita cari dan temukan, bukan berarti kita menunggu. Teman hidup itu tidak akan datang kalau bukan kita yang menjemputnya. Kedua ialah teman hidup tak akan tahu kalau kita tidak menyatakan keinginan kita. Ketiga, teman hidup haruslah yang sepadan atau yang bisa saling membangun dan dekat kepada Tuhan. Nah yang ketiga inilah yang sering sekali membuat kita bingung.

Untuk menindaklanjuti hal itu, akhirnya keluarlah dogma, bahwa kita HARUS saling mendoakan. Betapa mentahnya alkitab itu ditelan para pengikutNya. Karena apa? Karena jika kita berharap perilaku Ribka dan Ishak terjadi kepada kita, seharusnyalah kita berdoa tanpa tahu antara yang satu dengan yang lain saling mendoakan. Kedua, seharusnyalah kita berdoa terlebih dahulu sebelum menjemputnya. Ketiga, kita harus terima siapapun yang akan datang setelah doa itu. Lalu pertanyaannya, siapakah yang sudah pernah melakukan hal itu? Yang mencari teman hidupnya tanpa melihat terlebih dahulu wajah ataupun bentuk dari calon teman hidupnya itu? Tentu tidak ada yang berani mengambil resiko.

Lalu apakah dogma tentang teman hidup itu berlaku? Atau kita kurang yakin untuk mengatakan kalau dogma itu tidak berlaku?. Penulis akan berikan contoh lain. Ketika kita ingin menjadikan seseorang menjadi teman hidup, apa yang pertama kita lihat? Tentu wajah dan kedua penampilan, dan terakhir perilakunya. Kalau demikian salahkah penulis mengatakan bahwa kita mencintai seseorang itu hanya karena perhatian dan penampilannya?. Lalu mengapa harus ada embel-embel doa?. Percaya tidak percaya, doamu pastilah akan dipengaruhi oleh perhatiannya selama ini.

Kedua, jika memang kita berdoa ingin mengetahui bahwa benarkah dia yang dipilihkan Tuhan untuk kita, kenapa kita tidak uji dengan mendekati dan mendoakan orang lain? Supaya kita bisa membandingkan antara yang satu dengan yang lain?. Selanjutnya jika kita memberikan kesempatan orang lain juga mendekati kita dan berdoa untuknya, semakin fatallah yang namanya doa di sini. Karena sesungguhnya kitalah yang memilih bukan Tuhan yang memilih. Kalau kita ingin Tuhan yang memilih, berikanlah kriteria atau pertanda di dalam doamu kepada Tuhan, siapakah yang akan dipilihkan Tuhan kepadamu seperti yang terjadi pada ribka dan pemuda yang membawa unta itu. Sesungguhnya tidak ada yang tidak mungkin bagi Dia.

Akhir kata, sepakat atau tidak sepakat, penulis dengan yakin mengatakan bahwa dogma saling mendoakan untuk mendapatkan jawaban Tuhan harus dihapuskan dari ajaran agama kita, karena itu bisa menjauhkan kita dengan kebenaran yang sesungguhnya. Lalu bagaimana untuk menanggapi kata “sepadan” dalam alkitab agar pasangan itu sesuai dengan kehendak Allah? Bacalah tulisan ini sampai berakhir.

Satu hal yang harus kita ingat bahwa ada perintah kita harus melakukan segala sesuatu seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Artinya apa? Artinya kita harus melakukannya dengan sepenuh hati. Di sini tersirat bahwa kebebasan itu ada, tapi bagi Tuhan kebebasan itu tidak boleh keluar dari lingkaran kehendakNya. Yang namanya hati, akan luluh dengan perhatian, itu sudah lahiriah. Oleh karena itu, jodohmu ialah yang sesuai dengan hatimu, namun harus kita yakini bahwa kita dan seisi rumah kita harus beribadah kepada Tuhan (Tuhan yang sama pastinya). Akhir kata, masalah jodoh itu menjadi urusanmu karena Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot.

Jangan pernah bernubuat atas nama Allah untuk masalah jodohmu terkecuali memang itulah kebenarannya.

(yang tidak suka, silahkan!!!)

Amin

Sabtu, 29 September 2012

"Hal Yang Kecil Menjadi Kekuatan"

Mungkin beberapa dari kita sudah pernah baca suatu topik tentang pentingnya karyawan, bahkan karyawan terendah sekalipun, dalam setiap perusahaan. Sebenarnya tulisan ini hanya mengingatkan lagi memang betapa pentingnya mereka. Seperti beberapa tulisan menganalogikannya bagaikan angka dari 9 sampai ke 0, seperti itu jugalah tulisan ini.
...
Ceritanya ialah memperebutkan status yang paling terbaik, baik dari segi bentuk maupun dari fungsinya, diantara kesepuluh angka tersebut. Begini singkat ceritanya:
...
Angka 1.
"Akulah yang terbaik dari yang terbaik, semua orang juga tau menjadi yang nomor 1 itu ialah impian dalam setiap kehidupan."
...
Angka 2.
"Bukankah kita semua pernah dengar bahwa lebih baik dua dari pada sendiri, jadi tentulah aku yang terbaik. Di dunia ini siapa yang mau jomblo seumur hidup?, bukankah berebut mencari pasangannya masing-masing?. Jadi tidak salah kukatakan, akulah yang terbaik."
...
Angka 3.
"Tentulah aku yang terbaik, bukankah aku sering disebut disetiap fenomena alam. Contohnya, ada yang bangkit diantara orang mati pada hari yang ketiga. Pemain smack down juga ada, judul film india juga ada, hukum newton ada berapa?, bahkan di ujung tombak dewapun aku ada. Alam aja mengakuiku sebagai yang terbaik, kenapa kalian tidak?."
...
Angka 4.
"Aku yang terbaik baik karena aku konsisten ketika dijumlah dan dikali. Tidakkah kalian menyadari ketia 2+2=2*2=4, itu bentuk keseimbanganku juga. Tentulah kita semua tau berapa jumlah kaki meja, kursi, dan orang kaya biasanya sering memakai kendaraan roda berapa?. Kalau bukan aku, siapalah yang terbaik diantara kita?."
...
Angka 5.
"Aku memang tidak neko-neko, tapi apa kalian tau mengapa para pekerja bisa pulang dari kantor?, tentu karena aku. Jadi aku bisa memberikan ketenangan bagi semua orang."
...
Angka 6.
"Hmmm, aku pernah dengar 6 hari lamanya Tuhan menciptakan alam dan seisinya ini. Selain itu, dalam dunia olah raga aku sering dipakai. Contohnya saja jumlah lubang meja bliard, angka terbesar domino, dll. Apa itu kurang?."
...
Angka 7.
"Memang benar Tuhan bekerja menciptakan semua itu dalam 6 hari, tapi pada hari yang keberapakah Dia beristirahat?. Lagian, semua orang pasti tau isitilah langit ketujuh, 7 sorga, dan dipakai dalam memperkenalkan jumlah warna pelangi. Aku yang terbaik, jadi jangan ribut lagi."
...
Angka 8.
"Akulah satu-satunya yang paling simetris. Yang paling ditakuti di permainan bliard itu aku, tapi yang dapat menentukan menang atau kalah juga aku. Siapa yang bisa sepertiku?."
...
Angka 9.
"Tak ada gunanya kalian berdebat kawan, aku memang tidak sehebat kalian. Tapi setidaknya banyak orang yang mengatakan kalau wali itu ada 9. Lagian sudah jelaskan, angka tertinggi itu yah 9, tidak mungkin 8 apalagi 1, haha."
...
Angka 0.
"Siapalah aku ini, aku tidak ingin bersaing dengan kalian, karena aku pasti kalah. Tapi satu pesanku, kalian jangan pernah lupakan aku. Aku senang kalian anggap yang terkecil dan terbelakang, tapi mempunya fungsi yang sangat baik. Karena akupun tidak ingin merugikan kalian semua. Ingatlah pesanku ini. Jika kalian berdiri dan ingin menjadi yang terbaik dan terbesar, maka letakkanlah aku dibelakang kalian, aku akan membesarkan kalian. Tapi jangan letakkan aku didepan kalian, karena aku tidak akan menjadi dampak yang baik, justru aku bisa membuat kalian menjadi semakin kecil."
...
Begitulah renungan dari contoh atau analogi deret angka tersebut. Terkadang kita sering ingin menjadi yang terbesar tanpa peduli dengan yang kecil atau yang dibelakang kita, padahal tanpa mereka kita tidak akan bisa menjadi besar. Dan bahkan lebih sering kita di perusahaan atau di dalam lingkungan sehari-haripun, pertemanan atau persahabatan, kita sering mengacuhkannya. Bukankah merekalah yang akan "mewarnai" kehidupan kita. Bukankah tanpa karyawan kecil, bos besar takkan berarti apa-apa?.
...
Ada banyak pesan tersirat ataupun sudah tersurat. Sekarang tinggal kemauan kita untuk berubah dan mengambil nilai positifnya. Pesan terakhir, jangan pernah mengacuhkan mereka kaum kecil apalagi sempat untuk menyakitinya.
...
@ricolg

Selasa, 25 September 2012

Dewasa Rohani


Pengalaman hidup yang positif, dapat membuat kita semakin bertumbuh dalam Tuhan. Menjadi lebih dewasa, menghadapi ketakutan dan kegagalan yang bisa terjadi kapan saja. Lalu apa pengertian dewasa itu, ini merupakan suatu pertanyaan yang sangat penting agar kita dapat mengejar target, yaitu menjadi dewasa.
...
Ada sebuah analogi dalam kehidupan sehari-hari kita. Masih ingatkah kita sewaktu dilahirkan? Tentu kita tidak dapat membayangkannya, sebab saat itu kita belum mampu menggunakan memori ingatan seperti saat ini. Tapi setidaknya kita pernah melihat anak dibawah 1 tahun, bukan?. Sekedar informasi, dikatakan bahwa manusia yang paling egois ialah ketika dia masih kecil.
...
Hal itu dapat kita lihat dari prilaku sehari-harinya. Semua keinginannya harus terpenuhi, saat dia kencing, celananya harus segera diganti. Selain itu disaat dia lapar, tidak boleh terlambat memberinya makan. Saat ada yang mengganggu dan dia tidak merasa nyama, harus segera dilayani ibunya. Paling egoisnya ialah dia tidak tahu menahu keadaan ibunya, apakah sedang lelah, baru pulang berladang, dan lain sebagainya.
...
Selain itu juga dapat kita lihat ketika anak beranjak 1-5 tahun. Anak diusia ini bukan hanya egois, tapi juga akan membawa keributan kesana-sini. Contohnya dalam hal mainan, ketika dia punya mainan dia tidak ingin diganggu oleh orang lain termasuk teman sepermainannya. Bahkan yang lebih parahnya, mainan temanpun dianggap mainannya sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, diusia 6-12 tahun anak ini akan mulai belajar dari sebuah konflik.
...
Dan semua itu berawal dari menyadari pentingnya teman dalam sebuah pergaulan (permainan). Kita diusia 6-12 tahun sudah mulai bisa meminjamkan mainan ke teman kita. Demikian juga mainan teman sudah bisa kita pakai. Dari situ bisa kita lihat bahwa si anak sedang mengalami proses pertumbuhan menuju dewasa dan mulai mencoba mengerti akan kehidupan yang sesungguhnya, terutama dalam hal iman.
...
Namun konflik yang dihadapi masa kanak-kanak tidak sebanyak konflik yang dihadapi ketika beranjak ke usia remaja. Sehingga seharusnya remaja lebih dewasa dari kanak-kanak. Hal itu bisa dilihat dari bagaimana remaja menyelesaikan sebuah masalah. Konflik yang disimpan dan dipendam sebagai dendam tidak akan menjadikan kita lebih dewasa. Sebab pikiran negatif akan menghambat kita untuk berpikir luas, inilah yang akan menghambat kedewasaan kita. Namun untuk kedewasaan iman akan dilihat dari cara remaja mendekatkan diri dengan Tuhan, yaitu hubungan pribadinya dengan Tuhan.
...
Namun ketika usia kita beranjak di atas 20 tahun, semakin banyak konflik yang kita hadapai, dan semakin banyak parameter kedewasaan yang dapat dilihat. Mungkin untuk  kedewasaan pola pikir tidak jauh berbeda dari parameter saat remaja, yaitu bagaimana cara kita menyelesaikan sebuah masalah. Tapi untuk kedewasaan rohani, kita bisa lihat dari motivasi dia melakukan sesuatu.
...
Misalnya kuliah, apa motivasi kita untuk kuliah di universitas yang kita mau, dan mengambil jurusan yang kita mau. Apakah hanya untuk diri kita sendiri, supaya kita dapat menunjukkan keadaan kita ke teman-teman. Pamer dengan posisi yang kita dapatkan, dan bermegah diri. Apakah hanya untuk masa depan agar dapat kerja diperusahaan terkenal, gaji besar, dll. Semua itu hanya berhubungan dengan status diri sendiri. Lalu apa bedanya kita dengan anak kecil yang baru berusia dibawah 1 tahun itu.
...
Contoh lain ialah disaat kita berpacaran. Apa motivasi kita berpacaran dan bagaimana cara kita memilih pasangan kita akan dapat menunjukkan seberapa dewasa kita. Apakah kita berpacaran hanya sekedar gengsi kalau tidak punya pacar. Lalu apakah kita memilih pacar kita yang cantik/ganteng agar dapat dipamerkan ke teman. Bukankah semua itu juga berhubungan dengan posisi dan status diri sendiri. Lalu kapan kita akan berubah dan tidak seperti kanak-kanak lagi yang hanya mementingakan diri sendiri.
...
Bukankan seharusnya sebagai seorang dewasa memilih kuliah karena itu suatu kebutuhan seiring perkembangan jamannya, menambah ilmu agar ilmunya bisa digunakan kelak dan dibagikan kepada sesama yang kurang beruntung (tidak dapat kuliah). Selain itu belajar bersyukur sebab itu salah satu karunia Tuhan, sehingga kuliah agar menjadi berkat bagi banyak orang, atau bangsa ini.
...
Bukankah juga pacaran itu sebagai bentuk persiapan berumah tangga, dan inipun karunia yang harus disyukuri. Sehingga dalam memilih pasangan tidaklah sembarangan, asal dia cantik/tampan. Seharusnyalah pasangan yang kita jadikan istri kelak yang sepadan dengan kita, yaitu sevisi dan semisi. Sebab dialah yang akan menemani kita kelak sampai kita dipanggil mengahadap Tuhan.
...
Selain itu hubungan kita dengan sesama juga dapat menunjukkan seberapa dewasa kita. Kita dapat melihat kehidupan teman saya, Yeremia, orang-orang membencinya karena Tuhan. "Janganlah bernubuat demi nama TUHAN”, itulah yang disebutkan orang-orang ketika dia sedang berhubungan dengan lingkungannya. Lalu bagaimana kalau kita sekarang berada diposisinya, mungkin kita sudah mundur. Meskipun kita semua juga tau ada perintah “kasihilah sesamu termasuk musuhmu seperti dirimu sendiri”. Dari situlah akan terlihat seberapa dewasa kita dalam hal rohani.
...
Namun dalam hal pola pikir. Kita ambil contoh penentuan jurusan dalam suatu universitas. Semua kita pasti sudah tau bahwa ada hal yang paling susah untuk kita hadapai dalam dunia ini, yaitu diri sendiri terutama dalam hal hawa nafsu. Setiap kita pasti punya impian dan harapan yang ingin kita capai. Bagaimana sikap kita jika keinginan itu tidak tercapai dapat menunjukkan apakah kita sudah dewasa atau belum.
...
Banyak dari kita pasti akan timbul perasaan kecewa, dan kekecewaan ini akan menimbulkan iri dan benci. Pada akhirnya kita akan membanding-bandingkan diri kita dengan yang lain. Itulah bentuk ketidakdewasaan kita menyikapi suatu masalah. Bukankah seharusnya kita menyadari betapa adilnya Tuhan itu, dia memberikan talenta yang berbeda-beda untuk hambanya. Seharusnyalah kita mensyukuri apa yang kita dapatkan dan kita punya saat itu, dan yang terpenting lagi ialah bagaimana cara kita menggunakan talenta itu.
...
Selain itu kita juga harus menyadari, bahwa pamer yang berupa keinginan untuk mendapatkan  penghargaan dan pengakuaan dari seseorang merupakan bentuk kekanakan dan egois. Hal itu harus kita jauhkan dari diri kita sebagai seseorang yang dewasa  rohani dan juga dewasa pola pikir. Segeralah kita menyadari bahwa kita melakukan semua itu harusnya untuk Tuhan, inilah bentuk kedewasaan itu.
...
Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini. Bertanyalah kalau kita tidak mengerti, karena dengan bertanya kita akan mendapatkan pandangan yang berbeda. Dan janganlah menjadi seorang rohani yang tidak bisa menggunakan otaknya untuk berpikir, sebab pola pikir kita juga mempengaruhi kedewasaan kita. Sebab alkitab bukan untuk ditelan bulat-bulat tanpa menggali makna yang sebenarnya.
...
Jangan seperti murid-murid Yesus yang tidak mengerti akan tujuan gurunya tapi mereka tidak bertanya. Mereka ribut akan posisi atau status mereka dihadapan sesamanya, bukankah itu bentuk ketidakdewasaan mereka. Namun kesalah itu ditanggapi Yesus dan membawa mereka ke arah yang lebih baik. Mereka yang menerima masukan itu, ialah mereka yang mau dewasa, baik pola pikir maupun iman.
...
Renungan buat kita, siapakah teladan hidup kita?. Apakah selama Ia ada di dunia, dalam rupa yang terlihat, pernah mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan (secara langsung). Pernakah dia berkata, “Layanilah Aku, sebab Aku Tuhan”. Tapi justru Dia berkata, "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku". Hal itulah yang dilontarkanNya di depan muridnya yang sedang bertengkar dan mempeributkan siapa yang terbesar diantara mereka.
...
Itulah beberapa contoh dari ketidakdewasaan dan juga kedewasaan seseorang dalam hidup ini. Sekarang bagaimana seharusnya kita, itu sudah bisa tergambarkan, bukan?. Selamat belajar kawan!.
...
By : ricolg

Minggu, 26 Agustus 2012

“Semua Pemeluk Agama Kristen Bodoh”



Sampai aku besar dan bisa disebut dewasa rohani, akhirnya aku jenuh dengan tingkahlaku yang ada disekitarku, terutama saudara seimanku. Bagaimana tidak, kebanyakan dari Kristen berkata “… hanya karena iman…”. Bukan aku meragukan iman saudaraku, tapi sebaiknya aku kembali ke dasarnya saja. Tidak mungkin aku mengasihi sesuatu yang tidak tampak oleh mataku sementara saudaraku yang tampak tidak kukasihi. Dan coba bandingkan dengan ini, bagaimana mungkin aku mengasihi saudaraku sementara diriku sendiri tidak kukasihi.

Sebenarnya bertahun-tahun aku merenungkan perbuatanku dan saudara-saudaraku, dan sampai akhirnya aku mengerti, memang tidak seorangpun diantara kita memiliki iman. Marilah kita renungkan bersama, apakah yang kita lakukan sudah sesuai kehendak Allah. Atau hanya pengertian-pengertian kita yang cerdas ini. Sesungguhnya itu perbedaan yang kasat mata, tapi harus dirasakan oleh hati kita.

Sedikit yang membantuku ialah ketika aku menulis dan selalu menulis tentang kehidupanku, keluargaku, lingkunganku, kampusku, dan negriku. Ketika kubaca berulang-ulang sampai kutemukan ada kejanggalan dalam kehidupan yang kutemui. “Sebab dari buahnya pohon itu dikenal”, inilah yang membuatku untuk membuka mata. Teksnya singkat, tapi maknanya luar biasa.

Intinya, seseorang yang memiliki iman, pasti buahnya banyak dan segar. Tapi, sama seperti pohon anggur yang selalu masuk dalam perumpamaan, apabila ditemukan ranting yang kering dan tidak berbuah, ranting itu akan dipatahkan dan dibakar bukan?. Hmmm, sebenarnya bukan aku tidak ingin mencopy dan paste ayat alkitab di sini, tapi kiranya yang membaca ini mengerti, semua yang kutulis dasarnya ialah dia yang paling dasar.

Aku mau mengutip ada sumber kebenaran berkata demikian, “kamu adalah garam dunia”, apakah artinya itu kawan?. Tidak hanya itu, Dia tidak lupa menekankan hal yang terpenting setelah itu, “jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang”. Keras?, kejam?, sakit?, Tidak adil? Atau apa kawan? Apakah kita mengerti apa yang terkandung di dalam teks itu?.

Tegas, itulah yang sepadan untuk teks itu. Karena itulah kebenaran. Dan aku paling tidak suka dengan orang Kristen yang berkata “Kita sudah diselamatkan oleh Darah Yesus Di Kayu Salib, hanya karena iman kita diselamatkan”, tetapi kelakuannya tidak mencerminkan kalau dia punya iman atas apa yang dikatakannya. Yang muda dan yang tua sama saja, masih suka menipu, mencuri, berjudi, merusak dirinya seperti merokok, minum-minuman keras, pacaran yang melampaui, cerai, korupsi (mencontek) dan masih banyak lagi seperti iri, dengki, pemarah, pemalas, dan sebagainya.

Tidakkah kita pernah dengar demikian “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang menghilangkan hukum Taurat atau ajaran nabi-nabi. Aku datang bukan merusakkan ajaran-ajaran itu, tetapi menunjukkan arti yang sesungguhnya”?, dan sampai yang ke 20. Lalu adakah diantara kita yang berani mengatakan hanya karena iman? Tetapi kita berlehai-lehai?.

Tidak hanya itu, banyak dari para penatua dan bahkan pendeta yang tidak jauh seperti itu. “Gereja” hanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan sementara. Setelah itu, dia akan merokok, bermitu (judi), dan lain sebagainya. Dimana iman kita? Pantaskah kita disebut anak Tuhan?. Aku tidak menuliskan doktrin, tapi aku hanya sedikit bercermin terhadap diriku, inilah penyesalanku. Yang dapat kubagikan hanya tulisan, namun tindakan dalam keseharianku tidak bisa mendobrak saudara-saudaraku itu, siapalah aku ini Tuhan.

Roma, yah sebagai anak Tuhan, akupun tak mau disebut sebagai penulis yang tidak memiliki dasar, aku punya dasar dan itu pasti kalian sudah tau, Alkitab. Hmmm, aku tidak ingin saudaraku terjerumus kedalam jurang yang sangat terjal. Oleh karena itu mari kita renungkan dan coba pahami perbedaan antara “engkau diselamatkan karena imanmu dan bukan perbuatan baikmu atau amalmu” dengan “jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”.

Adakah teman dijelaskan disitu bahwa karena engkau telah diselamatkan, engkau tidak perlu berbuat baik dan tidak perlu menunjukkan/melakukan yang baik dan benar kepada tetanggamu?. Betapa sesatnya yang mengajarkan itu, tentu dia akan di adili.

Dan satu kalimat penutup, “janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!”. Sampai aku menyimpulkan bahwa “Semua Pemeluk Agama Kristen Bodoh” jika dia menganggap dirinya anak Tuhan, tapi dia tidak berbuah. Mengatakan penghuni surga tapi dia tidak berprilaku seperti penghuni surga. Di mana imanmu wahai saudara-saudaraku yang demikian?. Adakah aku salah menuliskan judul seperti itu?. Berdoalah, dan kembali kepada Bapa, maka kita akan diampuni, dan setialah sampai giliran nama kita dipanggilNya dipersidangan yang kekal nanti. Amin

By : Rico Ricardo Lumban Gaol

Minggu, 19 Agustus 2012

Kebenaran di Atas Segalanya, Nyawa Menjadi Bayarannya


 
Pada sesi ini aku menulis sebuah cerita singkat tentang ungkapan yang berbunyi “Kebenaran di atas segalanya”. Inti cerita ini diambil dari kisah nyata suatu negara di Asia Tenggara, sebut saja Indonesia.
Segala sesuatu pasti berawal dari sejarah, demikian tulisan ini. Awalnya aku hanya membaca sebuah buku (Buku yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Karna kutahu, setiap aku membacanya, aku akan mendapatkan pelajaran baru. Ilmu itu yang akan kugunakan untuk membantu mengisi kotak kosong pada teka-teki alam ini).

Inti alurnya seperti berikut:
-         - Pendatang,
-          -Berbuat Baik, dan
-          -Patuh. Patuh bukan berarti tidak bisa mengkritik, dan bisa mengkritik bukan berarti bisa menghina.

Yang pertama ialah “pendatang”, dalam buku itu tertulis seperti ini “Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa”. Banyak definisi mengenai pendatang, tapi aku menyederhanakannya sebagai “penumpang/orang aisng” yang memiliki suatu tujuan, yah sederhananya bertujuan singgah hanya untuk sementara waktu. Karna menurutku, sebenarnya dia punya tempat dari mana dia berasal, bukan?. Demikian kita di Dunia ini khususnya Indonesia, kita hanya sementara, karena kita akan kembali ke asal kita. Lalu sadarkah kita dengan tujuan kita diciptakan di Indonesia?.

Yah, tidak lebih 1 dari 10 ribu orang yang menyadari akan hal itu. Sehingga Tuhan terus menciptakan manusia-manusia yang bisa mengubahkan negri ini. Justru sebaliknyalah yang terjadi, banyak orang yang beranggapan kita diciptakan hanya sebagai miniature Tuhan, supaya Dia bisa bermain di “tempatNya” dan menggerakkan ke kiri dan ke kanan miniature ini sesuka HatiNya, Tidak begitu kawan!. Jika engkau berpikir dan bertanya kepada Tuhan, “Apa misiMu Tuhan akan kehadiranku?”, tak lain jawabnya pasti berhubungan dengan bangsaNYA. Bukan kau menjadi kaya!, bukan kau menjadi Pengusaha!, Bukan kau menjadi Pendeta!, Bukan kau menjadi “Pemuka” agama kawan!, bukan itu!. Itu semua hanya cara dibalik mata, tapi adakah kita pernah menanyakan hal itu kepadaNya?, masih ada waktu.

Lalu apa hubungannya dengan kata-kata sebelum pendatang ataupun sesudah kata pendatang dalam teks itu. “Kelakuanmu di antara orang yang tidak kamu kenal, apalagi belum tentu dia mengenal Tuhan,  haruslah sangat baik, sehingga apabila mereka memfitnah kalian sebagai orang jahat, mereka toh harus mengakui perbuatanmu yang baik, sehingga mereka akan memuji Allah pada hari kedatangan-Nya”. Teks inilah kelanjutan dari teks sebelumnya, yang juga akan menjelaskan mengapa harus berbuat baik.

Dalam petikan itu aku merangkum menjadi 2 inti utama yang ingin disampaikannya mengapa kita harus berbuat baik. Pertama, sebagai seorang pendatang tentulah kita harus berjaga-jaga terhadap kondisi apapun yang akan terjadi. Karna kita tidak tahu siapa mereka dan bagaimana sikap mereka bersosial terutama kepada kaum pendatang. Dan apabila kelak kau mendapat kesusahan, atau fitnah, engkau akan dibela oleh kebenaran yang selama ini engkau perbuat melalui kebaikanmu, dan itulah yang akan mreka lihat dan pikirkan. Kedua, memang seharusnyalah kita berbuat baik, sebab sebagai manusia yang diciptakan Yang Maha Agung, kita diciptakan untuk melakukan kebaikan sebagai cerminan penciptanya.

“Demi Tuhan, hendaklah kalian tunduk kepada setiap penguasa manusia: baik kepada Kaisar yang menjadi penguasa yang terutama,  maupun kepada gubernur yang ditunjuk oleh Kaisar untuk menghukum orang yang berbuat jahat dan untuk menghormati orang yang berbuat baik”. Dan teks ini menjadi acuan untuk menjelaskan kata “patuh” dalam 3 hal penting di atas, dan sekaligus latarbelakang dari kisah ini. Lalu mengapa kita harus patuh, itu merupakan pertanyaan yang menunjukkan kalau kita sendiri tidak mengerti apa itu pemerintah dan siapa kita di bagian itu.

Ada yang menuliskan ini, “Allah memerintahkan orang/kita untuk taat kepada pemerintah, karena pemerintah merupakan lembaga yang didirikan dan ditetapkan oleh Allah. Allah telah mendirikan pemerintah karena di dalam dunia yang tercemar ini kita memerlukan pembatasan-pembatasan tertentu untuk melindungi kita dari kekacauan dan pelanggaran hukum yang menjadi akibat wajar dari dosa”. Dan aku percaya akan hal itu, bahwa kita memang harus taat, sebab pemerintah berdiri tentu atas “persetujuan” Allah.

Oleh karena itu, “Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah”. Apa hubungannya dengan teks di atas, tentu semuanya akan dikaitkan dengan 3 inti yang telah kutuliskan. Sampai akhirnya aku berkaca dengan keadaan negriku sekarang ini.

Apa pelajaran yang kita dapatkan dari bacaan tersebut, aku menyampaikan sederhananya ialah seperti judul tulisan ini. Kebenaran di Atas Segalanya, itulah yang harus ditegakkan di negri ini. Dinegri ini, semua kalangan sudah tidak patuh lagi dengan siapapun, hanya mengandalkan kepintaran masing-masing, dan pada akhirnya ego sendirilah yang diutamakan. Kita tidak menyadari kalau kita hanya sementara.

Sehingga kita menanggapi hal itu lebih ke arah menikmatinya saja, tanpa harus peduli dengan kondisi orang lain apalagi dengan Negara ini. Mengapa kukatakan demikian. Ini kisah nyatanya, kukutip dari perbincangan mahasiswa di dunia maya “A: kau jurusan teknik/sains-X di ITB, tapi malah ingin berkecimpung ke "pemerintahan". Apa karena kau tidak sanggup mengikuti  pelajaran di jurusanmu?", ucapnya dengan “tampak wajah yang tidak percaya” akan hal itu. “B: aku hanya ingin mengubah pandangan pemuda di negri ini. Kalau suatu Negara itu memiliki nyawa, maka dengan tegas kukatakan nyawanya berada di “tangan” pemudanya!”. Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap perkataan orang itu?, baik si A maupun si B.

Lalu apakah yang harus kita perbuat?. Tegakkan keadilan!, sebarkan berita baik!, dan berikan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang masih hidup!. Apa maksudnya?, maksudnya ialah bersiaplah para pemuda!, berikan hatimu kepada negri ini, dan bawalah perubahan, karna tiba waktunya untuk kita maju dan “menghunus” pedang bersama membawa kedamaian yang kita tungu-tunggu, meskipun aku tau, kau akan takut karena uang akan menghindar darimu dan nyawamu akan menjadi bayarannya.

Untuk sekarang mari berkaca, apa alasanmu tidak patuh terhadap pemerintah?. Mereka dulu pemuda kawan!, dan mereka dulu mungkin saja berpikir seperti kita. Ayolah, kritik mereka untuk membangun negri ini, tapi jangan hina mereka karena dengan hal itu negri ini akan hancur lebur, seperti debu yang terhempas angin dan takkan kembali ke asalnya lagi. Bahkan sampai mereka menyimpang dari seharusnyapun engkau tak layak menghinanya, meskipun kita tak harus patuh lagi dengannya. Tapi, berdoalah agar Tuhan memberikan perubahan bagi negri ini, berdoalah dengan hati yang tulus, bukan penuh hina dan cacian.

Dan pemuda, berjuanglah juga karna setelah mereka, KITALAH yang akan ada di sana.

Ayolah, berhenti mengolok-olok presiden kita!. Jangan katakan dia lagi curhat ketika pidato, berdoalah. Jangan katakan dia hanya mampu membuat album baru!. Jangan katakan dia hanya bisa ini dan itu!. Waktunya kita percayakan negri ini kepada dia sepenuh hati, sampai di penghujung perjuangannya. Setelah itu pilihlah yang terbaik bagi negri ini. Mungkin saja ANDALAH orangnya yang ditunggu-tunggu INDONESIA ini. Karna itu, sudah waktunya aku dan kalian  mengasah “pedang” masing-masing, dan bila tiba waktunya kitalah yang akan diolok-olok.

Amin


By : Rico Ricardo Lumban Gaol

Kamis, 16 Agustus 2012

Masih ada “CHELSEA”


Teringat akan suasana disaat semua manusia pecinta bola sedang menyaksikan pertandingan “seru” antara munchen dan chelsea. Semua itu berawal dari sebelum pukul 01:00 WIB sampai pertandingan selesai dan sampai semua orang yang menyaksikan pertandingan itu kembali ke kasur masing-masing.

Saya tidak hanya ingin bercerita tentang bola teman, saya bercerita tentang sesuatu di balik semua tragedy tersebut. Bayangkan, ketika anda berada ditengah-tengah keramaian dan posisi anda dikelilingi orang-orang yang tak dikenal, teriak sana, teriak sini. Dan lebih parahnya banyak yang taruhan, banyak juga yang minum-minuman keras. Tapi semua itu tidak menjadi penghambat buat satu sama lain untuk saling jabat tangan, “tos”, cheers. Sepanjang malam teriak bersama, dan sama-sama merasakan apa yang sedang disaksikan.

Bayangkan teman-teman, semua kalangan ada ditempat itu. Ada konglomerat, mahasiswa, pemabuk, penjudi, preman, tukang parker, pedagang, genk motor, atau bahkan genk sepeda, semuanya ada. Dengan kondisi seperti itu siapa yang bisa menerka bahwa pagi itu suasananya sangat kondusif?, aneh. Tapi kenyataannya seperti itu teman.

Inilah teman salah satu makna tersirat dalam kejadian itu, ada hal yang lebih aneh saya hadapi ketika saya jalan pulang menuju kontrakan. Saya di jalan menemukan orang-orang ribut dan buka-buka baju, semuanya menyeramkan. Aku pikir “mampuslah aku”, sebab saat itu masih pagi jam 5-an. Tapi teman-teman pasti tidak bisa duga apa yang akan terjadi ketika mereka yang seram-seram nan sangar itu mendekatiku. Mereka cuma berkata demikian, “bagus, sama kita, tosssss”. Aku heran, kupikir aku bakal dikeroyok, ternyata mereka minta jabat tangan dan tossss, haha.

Lalu sampai disitukah ceritaku ini?, tentu tidak teman. Berkaitan tanggal 20 mei, hari kebangkitan nasional Negara Republik Indonesia saya ingin menyampaikan sesuatu. Mungkin banyak orang terutama pemuda Indonesia ini menganggap bahwa harapan Negara Indonesia sudah sirna. Indonesia akan tetap begini dan terus terperosot.

Satu hal yang saya ingatkan, dan saya ulang perkataan orang yang tidak saya kenal itu, “bagus, sama kita, tosssss”. Saat itu harapanku untuk bebas dari orang-orang yang menyeramkan ini sudah sirna teman. Tapi aku sadar, kesamaan itu membawa kedamaian dalam hidup setiap manusia. Yang saya tangkap adalah, aku memakai baju Chelsea, dan mereka memakai dan sebagian memutar-mutar baju Chelsea. Itu kesamaannya yang dilihat dari bentuk fisik, tapi tentunya kesamaan yang sebenarnya bukan itu, tentu tujuannya yang sama. Kita pasti sama-sama satu tujuan disaat menyaksikan laga “besar” itu, yaitu menunggu kemenangan Chelsea atas munchen.

Demikian juga Indonesia, saya sangat yakin, Indonesia sangat-sangat punya harapan besar dan itu akan tetap ada, dengan satu syarat, kesamaan TUJUAN. Seluruh golongan rakyat Indonesia harus memiliki kesadaran, bahwa Negara kita punya tujuan dan kita harus sama-sama memahami itu. Jika itu terpenuhi, aku yakin, Indonesia yang anda impi-impikan akan terlahir dan Indonesia yang lama akan menjadi besar, sebagai sejarah dan juga pelajaran terbesar untuk negara lain.

Hmmm, apakah cukup dengan sama tujuan di jaman sekarang?. Bukan putus sampai disitu maksud dari kalimat tersebut. Disini saya mengingatkan lagi teman, bukan hanya dengan kesamaan tujuan Indonesia akan maju sesuai keinginan kita semua, tanpa ada tindakan nyata atau yang membuatnya menjadi nyata maka semua itu hanya mimpi belaka. Kita kembalikan tujuan Indonesia, (uud, red). Karena untuk bisa memiliki satu tujuan yang sama itu sangat berat dan besar bebannya. Buktinya jika saya mengutip pidato soekarno, “berikan sepuluh pemuda, akan kuguncang dunia”, sampai sekarang tidak ditemukan pemuda yang benar-benar berjiwa nasionalismenya tinggi, pasti ada udang di balik kerupuk. Apalagi di jaman sekarang, sijahat semakin merajalela, sehingga kebenaran itu akan tenggelam karena takut dan tidak ada yang bisa MENJAMIN keberlangsungan hidupnya.

Lalu bagaimana cara merealisasikannya?, pemuda. Yah, PEMUDA di SELURUH bumi pertiwi ini harus memulainya dan menciptakan sejarah baru itu. Tanpa pemikiran pemuda, Indonesia tidak akan mungkin bisa berkibar seperti hari ini. Mari kita pahami kawan!!! Salam Merdeka!!!

MERDEKA…

MERDEKA…
M            E              R             D             E              K             A

6

7
Rico Ricardo Lumban Gaol