Sampai aku besar dan bisa disebut dewasa rohani, akhirnya
aku jenuh dengan tingkahlaku yang ada disekitarku, terutama saudara seimanku.
Bagaimana tidak, kebanyakan dari Kristen berkata “… hanya karena iman…”. Bukan
aku meragukan iman saudaraku, tapi sebaiknya aku kembali ke dasarnya saja. Tidak
mungkin aku mengasihi sesuatu yang tidak tampak oleh mataku sementara saudaraku
yang tampak tidak kukasihi. Dan coba bandingkan dengan ini, bagaimana mungkin
aku mengasihi saudaraku sementara diriku sendiri tidak kukasihi.
Sebenarnya bertahun-tahun aku merenungkan perbuatanku dan
saudara-saudaraku, dan sampai akhirnya aku mengerti, memang tidak seorangpun
diantara kita memiliki iman. Marilah kita renungkan bersama, apakah yang kita
lakukan sudah sesuai kehendak Allah. Atau hanya pengertian-pengertian kita yang
cerdas ini. Sesungguhnya itu perbedaan yang kasat mata, tapi harus dirasakan
oleh hati kita.
Sedikit yang membantuku ialah ketika aku menulis dan selalu menulis
tentang kehidupanku, keluargaku, lingkunganku, kampusku, dan negriku. Ketika
kubaca berulang-ulang sampai kutemukan ada kejanggalan dalam kehidupan yang
kutemui. “Sebab dari buahnya pohon itu dikenal”, inilah yang membuatku untuk
membuka mata. Teksnya singkat, tapi maknanya luar biasa.
Intinya, seseorang yang memiliki iman, pasti buahnya banyak
dan segar. Tapi, sama seperti pohon anggur yang selalu masuk dalam perumpamaan,
apabila ditemukan ranting yang kering dan tidak berbuah, ranting itu akan
dipatahkan dan dibakar bukan?. Hmmm, sebenarnya bukan aku tidak ingin mencopy
dan paste ayat alkitab di sini, tapi kiranya yang membaca ini mengerti, semua
yang kutulis dasarnya ialah dia yang paling dasar.
Aku mau mengutip ada sumber kebenaran berkata demikian, “kamu
adalah garam dunia”, apakah artinya itu kawan?. Tidak hanya itu, Dia tidak lupa
menekankan hal yang terpenting setelah itu, “jika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak
orang”. Keras?, kejam?, sakit?, Tidak adil? Atau apa kawan? Apakah kita
mengerti apa yang terkandung di dalam teks itu?.
Tegas, itulah yang sepadan untuk teks itu. Karena itulah
kebenaran. Dan aku paling tidak suka dengan orang Kristen yang berkata “Kita
sudah diselamatkan oleh Darah Yesus Di Kayu Salib, hanya karena iman kita
diselamatkan”, tetapi kelakuannya tidak mencerminkan kalau dia punya iman atas
apa yang dikatakannya. Yang muda dan yang tua sama saja, masih suka menipu,
mencuri, berjudi, merusak dirinya seperti merokok, minum-minuman keras, pacaran
yang melampaui, cerai, korupsi (mencontek) dan masih banyak lagi seperti iri,
dengki, pemarah, pemalas, dan sebagainya.
Tidakkah kita pernah dengar demikian “Janganlah kamu
menyangka bahwa Aku datang menghilangkan hukum Taurat atau ajaran nabi-nabi.
Aku datang bukan merusakkan ajaran-ajaran itu, tetapi menunjukkan arti yang
sesungguhnya”?, dan sampai yang ke 20. Lalu adakah diantara kita yang berani
mengatakan hanya karena iman? Tetapi kita berlehai-lehai?.
Tidak hanya itu, banyak dari para penatua dan bahkan pendeta
yang tidak jauh seperti itu. “Gereja” hanya dijadikan sebagai tempat
peristirahatan sementara. Setelah itu, dia akan merokok, bermitu (judi), dan
lain sebagainya. Dimana iman kita? Pantaskah kita disebut anak Tuhan?. Aku
tidak menuliskan doktrin, tapi aku hanya sedikit bercermin terhadap diriku,
inilah penyesalanku. Yang dapat kubagikan hanya tulisan, namun tindakan dalam
keseharianku tidak bisa mendobrak saudara-saudaraku itu, siapalah aku ini
Tuhan.
Roma, yah sebagai anak Tuhan, akupun tak mau disebut sebagai
penulis yang tidak memiliki dasar, aku punya dasar dan itu pasti kalian sudah
tau, Alkitab. Hmmm, aku tidak ingin saudaraku terjerumus kedalam jurang yang
sangat terjal. Oleh karena itu mari kita renungkan dan coba pahami perbedaan
antara “engkau diselamatkan karena imanmu dan bukan perbuatan baikmu atau
amalmu” dengan “jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup
keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga”.
Adakah teman dijelaskan disitu bahwa karena engkau telah
diselamatkan, engkau tidak perlu berbuat baik dan tidak perlu menunjukkan/melakukan
yang baik dan benar kepada tetanggamu?. Betapa sesatnya yang mengajarkan itu,
tentu dia akan di adili.
Dan satu kalimat penutup, “janganlah kamu sombong, tetapi
takutlah!”. Sampai aku menyimpulkan bahwa “Semua Pemeluk Agama Kristen Bodoh”
jika dia menganggap dirinya anak Tuhan, tapi dia tidak berbuah. Mengatakan
penghuni surga tapi dia tidak berprilaku seperti penghuni surga. Di mana imanmu
wahai saudara-saudaraku yang demikian?. Adakah aku salah menuliskan judul
seperti itu?. Berdoalah, dan kembali kepada Bapa, maka kita akan diampuni, dan
setialah sampai giliran nama kita dipanggilNya dipersidangan yang kekal nanti.
Amin
By : Rico Ricardo Lumban Gaol