Masih ingatkah kita semua bahwa ada lirik sebuah lagu bagus
dari senada?, demikian cuplikannya.
Jagalah hati jangan
kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Illahi
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Illahi
Pertama dengar lagu itu, ko seperti asik yah nadanya.
Sampai-sampai aku hafal lagunya, terus tak jarang aku nyanyiin dikamar mandi
(kebiasaanku bernyanyi sambil mandi J).
Namun beberapa waktu lalu aku mendengarkan lagu itu lagi, dan aku ingin sekali
menelaah maknanya, bukan lagi dari nadanya saja. Oleh karena itu tulisan ini
aku buat untuk kita semua.
Ada tertulis, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul
segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,
kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.
(Red, Markus 7)
Lalu pelajaran apa yang hendak kita ambil dari kutipan itu.
Tentulah sebagai manusia kita semua punya hati. Hati disini bukan makna
denotasinya yaitu organ tubuh (heart = jantung, hati), tapi melainkan makna
konotasinya yang mengalir dari fungsi hati sebagai organ tubuh namun lebih
mendalam sampai tak seorangpun yang bias menjelaskannya dengan kata-kata (Tanyakan
pada burung yang berkicau jika kita juga belum mengerti).
Karna itu ada lagu senada di atas dan ada pula tertulis
disuatu perumpamaan “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari
situlah terpancar kehidupan”. Atau bahasa sederhananya “Jagalah hatimu
baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu”. Itulah makna sederhananya
yang bias kita ambil dari tulisan ini.
Selain itu aku juga ingin sedikit mengulas lebih dalam, apa
akibatnya jika kita tidak bisa memelihara hati kita, tak lain adalah manusia akan mencintai dirinya sendiri dan
menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan
menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu
berterima kasih, tidak mempedulikan Tuhan, tidak tahu mengasihi, tidak mau
berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak
suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.
(Pesan seseorang kepada seseorang)
Oleh karena itu, hanya ada satu jalan keluar untuk
menghindari itu, jagalah hatimu dan simpanlah segala hal yang baik yang kita
yakini benar dan baik adanya. Karena tak luput dari pepatah katakan “Perhatikanlah
baik-baik dan contohlah hidup Tuhan”. Simpanlah perkataan ini dan lakukanlah,
janganlah kiranya kita sekedar menaruhnya. Sebab antara menaruh dan disimpan
itu sangatlah berbeda. Dengan apakah kita mempertahankan kelakuan bersih?. Oleh
karena itu berdoalah demikian “Dengan menjaga hatiku sesuai dengan firman-Mu. Dengan
segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau“.
Amin
Satu kalimat perumpamaan penutup buat kita semua, “Jikalau
suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu
katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu
dikenal. Oleh karena itu untuk mendapat buah yang baik, pohonnya harus subur.
Kalau pohonnya tidak subur, buahnya tidak baik juga. Subur tidaknya suatu pohon
diketahui dari buahnya.”
Salam,
Gaol.